Sabtu, 14 November 2015

Hu-jan

Hujan. Deras. Badai.
Tiba-tiba teringat jemuran kemarin yang belum diangkat. Yap, sangat khas anak rantau, kalo hujan langsung neuron otak terhubung sama yg namanya jemuran..
Buka pintu.
@#$/^^&***)₩¥£€_÷_×+
👆 itu suara angin campur hujan yang ga bisa dijelaskan dengan kata2.
Bak superhero di film, akhirnya keluar menerjang badai demi menyelamatkan jemuran..
Pas nyampe di deket jemuran, badai dateng lebih kencang..
Krek! Si jemuran pingsan, alias patah.
Dan superhero pun basah kuyup kena serangan peluru (baca : air hujan) yg tiba-tiba datang.
Padahal di bawah atap, hmmm..
Akhirnya dengan segala kekuatan yg tersisa, berusaha menggendong pasien pingsan yg mengalami fraktur tadi ke dalam rumah..
Ini puncak ke-keren-an seorang superhero kalo di film2 : berhasil melalui rintangan dan menggendong korban dengan gaya cool dan efek slow motion..
Akhirnya selamat sampe di dalam rumah lagi, langsung tutup pintu.
Hujan makin menjadi-jadi dengan petir yang nonstop. Jadi teringat, waktu kecil dulu, selalu takut dengan petir. Sedekat apapun sama ortu, tetap mau nangis rasanya kalo ada petir..
Terus mbak bilang, kalo ada petir itu berarti malaikat lagi ngejar setan. Setannya lari-lari, jadi dicambuk pake cambukan besar dan berapi.. 😨
Nah, saking besarnya bisa terdengar sampe ke bumi. Makanya, kalo gamau kesambar petir, jangan nakal. Biar setan ga deket-deket sama kita..
Yaa, meskipun ga ada evidence nya, it works! Anak kecil itu percaya dan seenggaknya ga jadi anak nakal (saat itu).. 😆
Lanjut, setelah menutup pintu dan merasa sedikit lebih aman karena udah berada di dalam rumah lagi, akhirnya masuk ke kamar. Berusaha mengeringkan diri..
Serasa berada di dalam angkot dengan suara bass yg berdegup-degup sampe ke jantung, yaa begitulah kurang lebih petir saat ini. Rasanya jleb sampe ke jantung..
Tapi, tiba-tiba hening. Hujan mereda, petir berhenti.
Seenggaknya sekarang bisa mendengar sesuatu dari luar. Ternyataa..
Adzan.
Aneh. Tiba-tiba hening dan adzan. Padahal tadi ga bisa kedengaran apa-apa, saking riuhnya. Namun hujan itu berhenti, seolah-olah membiarkan makhluk-makhluk di bumi tau, kalo sekarang udah masuk isya. Dan hujan sedikit mereda, seolah-olah membiarkan orang-orang yg ingin ke masjid bersegera..
Percaya kalo Allah itu Maha Kuasa?
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah! Maka jadilah ia." (Al Baqarah:117)
Tiba-tiba terbayang mereka yg kurang beruntung di luar sana. Dalam keadaan seperti ini, kemana mereka akan berteduh?
Sementara kita bisa dengan kering, hangat, dan tenangnya di dalam rumah.
Mungkin mereka bisa ke halte? Kan agak lebar atapnya. Tapi, tadi keluar sebentar aja dan masih di bawah atap, sudah basah. Apalagi di halte?
Ah, kan mereka bisa ke masjid.
Apakah masyarakat akan menerima mereka yg penampilannya "agak sesuatu" di masjid? Semoga..
Tapi seenggaknya, kita sadar. Kita itu beruntung. Dan seenggaknya, Allah masih memberikan kita hati untuk bersyukur, serta jasad dan jiwa untuk merealisasikan rasa syukur itu.. 😁
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS 16:18)
Bisa jadi renungan mungkin, untuk malam ini..
Eh malam minggu ini (ternyata ini malming).. 😅
Semoga bermanfaat! ^^