Rabu, 31 Desember 2014

2015's coming?

Listening lagu Adele : Don't You Remember, berasa banget lirik sama emosinya, hahahaha..
Each word represent the singer's heart. Keren keren :D
Emang sih, terkadang kita ga bisa ngomong dan gatau mau ngomong apa, dan seringkali lagu yang melambangkan perasaan kita..
*sok galau padahal antigalau -_-
Maaf random, hahaha..
Hmmm..
 Sebenarnya bingung mau ngapain dan mau nulis apa. Kemaren kemaren sih banyak banget yang mau ditulis dan diceritain di sini, tapi sayang, ga punya cukup waktu. Sekarang sebenarnya lagi ga lowong sih, minggu depan ujian blok 1.3 dan belum baca-baca KP. Eheeemmm... pasti bingung kan apa itu KP? KP itu singkatan dari Kuliah Pakar, yaaaa kayak kuliah di hari-hari biasa gitu. *cieeee yang udah kuliah :P

Malam ini, 31 Desember 2014. Sebuah akhir tahun, penghujung tahun. Tapi aku ga peduli. Yang aku peduliin cuma satu : kapan bisa melakukan sesuatu yang berguna malam ini tanpa terganggu siapa pun, terutama oleh jutaan atau bahkan milyaran orang di luar sana yang terus meniup-niup terompetnya dan musik-musik keras beserta konser-konser ga jelas yang mengiringi 'pergantian tahun'. -_-

Kenapa umat-umat Islam itu malah merayakan pergantian tahun ini?
Kayaknya mereka harus baca line yang aku dapat dari grup Magang FSKI ini..

Aku ketiduran sambil duduk barusan, agak sakit kepala n pusing.. Kayaknya aku harus tidur dulu dan nanti bangun lagi. ^^
Daaaah..
ini bonus lagu Adel :P


"Don't You Remember"

When will I see you again?
You left with no goodbye,
Not a single word was said,
No final kiss to seal any sins,
I had no idea of the state we were in,

I know I have a fickle heart and a bitterness,
And a wandering eye, and heaviness in my head,

But don't you remember?
Don't you remember?
The reason you loved me before,
Baby, please remember me once more,

When was the last time you thought of me?
Or have you completely erased me from your memory?
I often think about where I went wrong,
The more I do, the less I know,

But I know I have a fickle heart and a bitterness,
And a wandering eye, and a heaviness in my head,

But don't you remember?
Don't you remember?
The reason you loved me before,
Baby, please remember me once more,

Gave you the space so you could breathe,
I kept my distance so you would be free,
And hoped that you'd find the missing piece,
To bring you back to me,

Why don't you remember?
Don't you remember?
The reason you loved me before,
Baby, please remember me once more,
[Another version says: "Baby, please remember you used to love me"]

When will I see you again?

Sabtu, 20 Desember 2014

Ketika dua hati sama-sama terlalu angkuh untuk hanya sekedar memberikan secuil kabar, maka yang akan terjadi hanyalah kesunyian.

Sabtu, 20 September 2014

Long time no see :)

Hello my blog, long time no see you.. :)
Many things happened when I was away. I'm so busy right now, I'm tired, I'm almost broken. But I'll not giving up!

This cloudy morning, on my limited time, I'm thinking of someone. I miss her. So I texted her. And do you know? Her reply was curt and short. What's wrong? I just worry of something.
Something that I can't tell. I'm worrying so many things, too many things.
But the most important thing I have to believe, Allah will take care of her :)

 I don't understand my feeling right now. I can cry, laugh, smile, and disappointed at the same time. I'm staring at the bottom of my glass and sitting alone for hours.
  
"There's too much to be done"
Bye my blog, see ya (:



Minggu, 06 Juli 2014

Catatan Qiya #2

Hari ini bulan puasa.
Seharusnya aku taraweh ke masjid.
Seharusnya aku puasa.
Tapi tidak, tubuhku menolaknya.

Pernah terbayangkan olehku, bagaimana jika nanti saat pengumuman SBM aku malah koma? Atau sudah tidak ada, pasti lucu.

Sabtu, 05 Juli 2014

Catatan Qiya #1

Sendiri itu....

Ketika kamu mengetik keluhan-keluhan yang kamu rasakan di google, menekan enter, dan kemudian yang keluar adalah hal-hal mengerikan tapi satu suara, seolah penyakitmu sudah bulat.

Kamu ingin bicara, "Aku akan mati," tapi tak tahu pada siapa. Dan sepertinya apa yang akan kamu bicarakan itu juga tidak akan penting. Kenapa? Karena pada akhirnya, semua orang akan mati. Hanya waktu, tempat, dan bagaimananya yang berbeda.

Tapi aku...
Akankah berakhir seperti itu?

Minggu, 20 April 2014

Well, I found this :P


Source : http://datavizblog.files.wordpress.com/2013/02/poop-facts-infographic.jpg

Senin, 07 April 2014

7-4

There is a hole, an extremely big hole. And something is missing inside. I know it, I feel it, I see it. It's not just a feeling, but facts.

Sabtu, 29 Maret 2014

Punctuation

Your punctuation means many things. Flat? Stay cool? Angry? The choice is yours. :)

Senin, 17 Maret 2014

Again, when I am bored :P





Ga ngerti kenapa warnanya berubah jadi ungu -_-
Ga keren, padahal waktu dibikin warnanya biru tua, n tulisan kecil di bawahnya samar-samar nampaknya. I'll learn it on another occasion :D

Minggu, 16 Maret 2014

Sabtu, 08 Maret 2014

Hitam Sepi

Malam ini, Asha kembali duduk di balkon kamarnya, bagian terpojok dari rumahnya yang memiliki berjuta keheningan. Mata bulatnya berbinar-binar melihat bayangan-bayangan pohon di sekitarnya. Dia menengadahkan kepalanya, menghirup nafas dalam, diresapinya tiap lantunan melodi abstrak para serangga yang bersembunyi di antara kegelapan itu. Dia duduk di pojok balkon, sambil membiarkan sebagian kakinya terjulur hingga malayang di udara.

Matanya menatap Popo sejenak, suatu sosok yang kerap menemaninya ketika dia sendirian di balkon. “Kamu lihat bintang itu?” Asha tersenyum. “Mereka tampak damai di sana, selalu bersama, dan tak pernah kesepian. Meskipun cahayanya kecil dan berkelap-kelip.” Asha terdiam sejenak, memperhatikan lagi apa yang ada di langit biru dongker berbintik putih itu. “Kamu lihat bulan itu? Ya, dia tetap tenang meskipun dia hanya sendirian.” Air mukanya mulai berubah. “Ya, sendirian. Kamu tau? Aku ingin menjadi seperti bulan. Terlihat tenang dan anggun, dengan gagah bisa menyembunyikan berjuta ekspresi. Aku lelah, sangat lelah. Aku masih di sini, tapi aku seolah-olah tak di sini lagi. Anak kecil lucu itu, dia seperti telah menggantikanku. Aku lelah, Po. Aku lelah. Aku bosan melihat alis mataku gugur bagai tak berakar tiap kali aku sakit kepala. Aku takut melihat bulu mataku rontok begitu saja ketika sedang belajar. Aku lelah dengan hidung yang berdarah. Aku udah kelas 3, dan sebentar lagi akan pergi jauh. Tapi tiap detik hidupku, aku hanya makin melemah.” 

Hening tak berujung, hanya ada suara jangkrik yang menghiasi monolog Asha. Dia menggigit bibir mungilnya. “Aku ingin bisa kuat seperti yang lain. Aku ingin bisa bernafas dengan lega. Aku ingin bisa berlari bebas tanpa harus takut berhenti bernafas. Aku ingin memejamkan mataku dengan nyaman, aku ingin tidur nyaman tanpa harus merasa sakit. Aku ingin mengatakan rasa sakitku pada orangtuaku. Aku ingin mereka duduk di sini, bersama kita. Aku ingin memeluk mereka, aku ingin mereka meluangkan waktunya untuk kita. Aku ingin membeli waktu yang mereka punya, tapi sepertinya aku belum punya cukup uang untuk itu. Aku lelah menyayangi orang lain, aku lelah ketika aku harus takut untuk kehilangan mereka. Aku letih ketika perasaanku terus mengkhawatirkannya. Aku bosan ketika aku harus menangis kala aku tau mereka berbohong dan tidak cerita tentang banyak hal padaku. Pada akhirnya, semua rasa itu terlalu bertubi-tubi dan menjadi satu. Sekarang aku tidak ingin orang lain menyayangiku, agar ketika aku pergi nanti, tidak ada dari mereka yang tersakiti. Lagipula, aku tidak punya siapa-siapa kan? Mereka semua punya dunia mereka sendiri, sementara aku di sini hanya termenung menanti.”

 Asha diam. Membeku, matanya berkaca-kaca, lama dipandangnya bintang-bintang itu. Lalu ditatapnya Popo dengan dalam. “Kenapa kamu diam saja? Kenapa kamu tidak menjawab?! Aku sedang berbicara padamu!! Jawaaaaaab!!!!!!!!!” Suara Asha mulai bergetar, linangan air mata mulai deras mengalir menghiasi pipinya. Kedua tangannya reflek menutup mukanya, agar tak satupun dari pohon atau bahkan serangga tahu akan tangisnya.