Minggu, 13 September 2015

Chorioamnionitis

Chorioamnionitis is a condition that can affect pregnant women. In this condition, bacteria infects the chorion and amnion (the membranes that surround the fetus) and the amniotic fluid (in which the fetus floats). This can lead to infections in both the mother and fetus. In most cases, this may mean the fetus has to be delivered as soon as possible.

What are the causes of chorioamnionitis?

Chorioamnionitis is caused by a bacterial infection that usually starts in the mother’s urogenital tract. Specifically, the infection can start in the vagina, anus, or rectum and move up into the uterus where the fetus is located.
Chorioamnionitis occurs in up to 2 percent of births in the United States and is one of the causes of premature delivery.

 

What are the risk factors for chorioamnionitis?

Certain factors might create a higher risk for chorioamnionitis, including:
  • Premature labor
  • Fetal membranes that are ruptured (the water has broken) for a prolonged time.

 

What are the symptoms of chorioamnionitis?

Although chorioamnionitis does not always cause symptoms, some women with the infection might have the following:
  • High temperature and fever
  • Rapid heartbeat (The fetus might also have a rapid heartbeat.)
  • Sweating
  • A uterus that is tender to the touch
  • A discharge from the vagina that has an unusual smell

 

How is chorioamnionitis diagnosed?

Chorioamnionitis is most often diagnosed by physical exam and the findings listed above. Other clues can be found by taking a blood sample from the mother and checking for bacteria. In addition, the doctor might take samples of the amniotic fluid to look for bacteria. The doctor might also use ultrasound to check on the health of the fetus.

 

How is chorioamnionitis treated?

If your doctor diagnoses chorioamnionitis, he or she may treat you with antibiotics to help to treat the infection. However, often the treatment is to deliver the fetus. In addition, if the newborn has an infection, he or she will be given antibiotics, as well.

 

What are the complications of chorioamnionitis?

If the mother has a serious case of chorioamnionitis, or if it goes untreated, she might develop complications, including:
  • Infections in the pelvic region and abdomen
  • Endometritis (an infection of the endometrium, the lining of the uterus)
  • Blood clots in the pelvis and lungs
  • Sepsis (a life-threatening infection in the blood)
The newborn might also have complications from a bacterial infection, including sepsis (infection of the blood), meningitis (infection of the lining of the brain and the spinal cord), and respiratory problems.
Reference:
© Copyright 1995-2012 The Cleveland Clinic Foundation. All rights reserved.

 Source : http://my.clevelandclinic.org/

Kamis, 03 September 2015

Something in Heart, not Hepar

Malam pekat
Rembulan tak tampak
Bintang pun rasanya tak terjangkau
Hening, sunyi, dingin

Apa ini?
Perasaan menggelitik, menyesakkan
Sudah begitu penuhkah?
Kerikil-kerikil dunia merasuk ke hati

Keluar! Aku tak menginginkanmu!
Tidak, mungkin itu dusta
Sebagian diri ini 'hidup' di dunia
Sisanya ingin cepat pulang, ke kampung halaman yang sebenarnya

Aku ingin kembali
Kepelukan orangtua, menemani
Bayang-bayang  itu, selalu menghantui
Kehilangan, aku tak ingin lagi

"Siapa kamu, yang berani mengusik rasa kehilangan itu datang dan datang lagi? Rindu."

Puisi.
"Yang tau makna persis dari pembuat puisi itu siapa? Penulisnya." ~ Pak Yoko
Di situlah nikmatnya menulis puisi. Banyak yang tidak mengerti 100%, tapi  kita bisa mengekspresikan perasaan kita.
Mungkin sebagian pesan yang bisa ditangkap dari puisi di atas adalah rindu..

Nah, tapi tanpa sengaja ketemu ini :

Buat yg lagi galau lagi risau dan gelisah. Silahkan diamalkan doa ini

(*) DOA PERTAMA:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
‘Robbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lanaa Min-Ladunka Rohmatan, innaka Antal-Wahhaab’

Artinya: “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8).

(*) DOA KEDUA:

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

‘Robbanaa Afrigh ‘Alainaa Shobron wa Tsabbit Aqdaamanaa wanshurnaa ‘Alal Qoumil Kaafiriin’.

Artinya: “Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 250).

(*) DOA KETIGA:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

‘Ya Muqollibal Quluubi Tsabbit Qolbiy ‘Alaa Diinika’.

Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi no.3522, imam Ahmad IV/302, Al-Hakim I/525. Lihat Shohih Sunan At-Tirmidzi no.2792).

» Do’a ini merupakan doa yang paling sering dipanjatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

(*) DOA KEEMPAT:

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

‘Allaahumma Mushorrifal Quluub, Shorrif Quluubanaa ‘Alaa Tho’atika’

Artinya: “Ya Allah, Dzat yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” (HR. Muslim).



diPHPin → Galau?

Nemu ini :
kak, gimana sih cara 'ngebunuh' seseorang?
gampang.
caranya...
say "hello" ke dia, masuk ke dalam hidupnya.
ucapin nice "morning" dan "sleeptight" tiap malam nya.
ajak dia jalan. buat dia ketawa seharian.
ngobrol, chatingan sama dia sampe larut malam.
terus, genggam tangan nya...
tatap mata nya... buat dia ngerasa kalau dia itu spesial dengan terus kasih dia kabar...
tapi setelah itu...

pergi.

jangan pernah kasih ucapan "pagi", bahkan "hai" sekalipun.
berhenti kasih dia kabar.
buat dia nunggu lo. buat dia kehilangan lo.
jangan pernah genggam tangan dia lagi,
bahkan untuk bertemu lagi.
jangan izinkan dia ketemu sama lo lagi.
jangan anggap dia ada.
anggap semua yang lo ucapin itu bohong.
acuhin dia.
terus berjalan menjauh.

dan lihat, lo berhasil.
lo berhasil "bunuh" dia...
lo berhasil bikin dia nangis,
nungguin kabar lo,
dan wasting time buat sedihin lo...
.
.
.
.
tapi mungkin,
sebenernya...
you weren't supposed to stay dalam hidup dia.

dan mungkin aja..
nanti...
saat dia udah membaik...
sooner or later,
justru lo yang akan nyariin dia..

lo nggak tau,
siapapun nggak tau,
intinya saat lo nyakitin seseorang
cepat atau lambat,
lo bakal rasain sakit yang sama.

jadi...
pikir dua kali kalau mau datang untuk ngehancurin hidup seseorang


Untung, untung sekarang udah terselamatkan dari pikiran sempit labil itu.
Cerita di atas PHP banget ya? Dan di kalangan "anak muda", mungkin cerita itu sering terjadi.
Dan akhirnya? ga sedikit yang depresi, nangis, ga nafsu makan, sampe akhirnya bunuh diri.
Kenapa? Karena kita lupa. Mencintai terlalu tinggi, tapi bukan pada pemiik hati..

Satu quotes buat cerita labil bin galau di atas, "Ga ada yang namanya PHP selagi kita selalu menggantungkan harapan kepada Allah." :)