Jumat, 05 Juli 2013

Kumpulan Quotes Novel Negeri 5 Menara

Hmmm... Awalnya aku kurang tertarik sama novel yang satu ini. Bergambar 5 menara dengan warna kuning kejinggaan,  dan ga mengandung unsur warna yang aku suka-biru, hitam, putih. Padahal emang dasarnya aku ga suka 'lagi' warna jingga yang seperti langit itu. Tapi, salah seorang temanku memaksa untuk membacanya. Tanpa babibu, esok harinya dia sudah membawakan lengkap ketiga seri buku tersebut; Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, Rantau 1 Muara. Novelnya tebel-tebel! O.O
Aku paling suka nyatat quotes yang ada ditiap novel, biar jadi renungan n pelajaran... Here some quotes yang bisa diambil jadi pelajaran dari novel itu (dan yang tercatat jug atentunya, hehehhe) :



Kullil haqqa walau kaana murran
Katakanlah kebenaran walau itu pahit

Man Shabara Zhafira.
Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang terjadi ke depan. :)

Syair imam syafii
Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak kerena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.

Kullil haqqa walau kaana murran
Katakanlah kebenaran walau itu pahit

Pasang niat kuat, berusaha keras dan doa khusyuk, lambat laun, apa yang kalian perjuangkan akan berhasil. Ini sunnatullah-hukum Tuhan. ~ Kiai Rais

Jangan berharap dunia yang berubah, tapi diri kita lah yang harus berubah. Ingat anak-anakku, Allah berfirman, Dia tidak akan mengubah nasib sebuah kaum, sampai kaum itu sendirilah yang melakukan perubahan. Kalau kalian mau sesuatu dan ingin menjadi sesuatu, jangan hanya bermimpi dan berdoa, tapi berbuatlah, berubahlah, lakukan saat ini. Sekarang juga! ~ Kiai Rais 

Man thalabal ‘ula sahiral layali.
Siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan, maka bekerjalah samapi jauh malam.

...inti hidup itu adalah kombinasi niat ikhlas, kerja keras, doa dan tawakkal. ~ Alif

 “kalau ingin sukses dan berprestasi dalam bidang apapun, maka lakukanlah dengan prinsip saajtahidu fauqa mustawa al-akhar. bahwa aku akan berjuang dengan usaha diatas rata-rata yang dilakukan orang lain”.-novel negeri 5 menara-

“Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar.”

“Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup.”

“Rugi kalau stress, mending kita bekerja keras. Wali kelasku pernah memberi motivasi yang sangat mengena di hati. Katanya, kalau ingin sukses dan berprestasi dalam bidang apa pun, maka lakukanlah dengan prinsip 'saajtahidu fauzq mustawa al-akhar'. Bahwa aku akan berjuang dengan usaha di atas rata-rata yang dilakukan orang lain.”

“Dulu kami tidak takut bermimpi, walau sejujurnya juga tidak tahu bagaimana merealisasikannya. Tapi lihatlah hari ini. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian ke pelukan masing-masing. Kun fayakun, maka semula awan impian, kini hidup yang nyata. Kami berenam telah berada di lima negara yang berbeda. Di lima menara impian kami. Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar”

“Resep lainnya adalah tidak pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur di luar diri kalian. Oleh siapa pun, apa pun, dan suasana bagaimana pun. Artinya, jangan mau sedih, marah, kecewa, dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar.”

“Kerahkan semua kemampuan kalian belajar! Berikan yang terbaik! Baru setelah segala usaha disempurnakan berdoalah dan bertawakkal lah. Tugas kita hanya sampai usaha dan doa, serahkan kepada Tuhan selebihnya, ikhlaskan keputusan kepadaNya, sehingga kita tidak akan pernah stres dalam hidup ini. Stres hanya bagi orang yang berlum berusaha dan tawakal. Ma'annajah, good luck.”

“Anak-anakku, ilmu bagai nur, sinar. Dan sinar tidak bisa datang dan ada di tempat yang gelap. Karena itu, bersihkan hati dan kepalamu, supaya sinar itu bisa datang, menyentuh dan menerangi kalbu kalian semua.”

“Siapa yang menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas, dia mendapat kehormatan sebagai mujahid, pejuang Allah. Bahkan kalau mati dalam proses mencari ilmu, dia akan diganjar dengan gelar syahid, dan berhak mendapat derajat premium di akhirat nanti. Tidak main-main, Rasulullah sendiri yang mengatakan agar kita menuntut ilmu dari orok sampai menjelang jatah umur kita expired. Uthlub ilma minal mahdi ila lahdi. Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.”

“Imtihan nihai bukan hanya sekadar membuktikan seberapa banyak ilmu yang telah diserap otak, tapi seberapa kuat seorang siswa melawan tekanan waktu, kebosanan, psikologis dan fisik. Siapa yang bisa mengatasi semua faktor itu, maka dia adalah pemenang.”

 “Justru karena ini hal kecil. Jangan sampai dia meremehkan suatu hal, sekecil apapun.” 

“Bagi yg punya orangtua, pergunakanlah kesempatan sekarang ini untuk membalas budi, gembirakan mereka, beri kabar mereka, surati mereka.” 

“...melihat sisi positif dari setiap bencana” 

“Mungkin beginilah seharusnya ujian disambut, sebuah perayaan terhadap ilmu. Dengan gempita. Selain itu, aku kira, pesta ujian yang meriah ini juga dibuat agar kami sekali-kali tidak boleh pernah takut apalagi trauma dengan ujian. Bahkan diharapkan kami kebal terhadap tekanan ujian dan bahkan bisa menikmati ujian itu. Apalagi ujian akan terus datang dalam berbagai rupa sampai akhir hayat kami.”
Syair Abu Nawas
Ilahi lastu lilfirdausi ahla,
Walaa aqwa ‘ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan wagfir dzunubi
Fainaka ghafirudz dzanbil aziimi...

Dzunubi mitslu a’daadir rimali,
Fahabli taubatan ya Dzal jalaali,
Wa ‘umri naqishu fi kulli yaumi,
Wa dzanbi zaaidun kaifa –htimali

Ilahi ‘abdukal ‘aashi ataak,
Muqirran bi dzunubi wa qad da’aaka
Fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,
Wain tadrun faman narju siwaaka

Wahai Tuhanku... aku sebetulnya tak layak masuk surgaMu
Tapi... aku juga tak sanggup menahan amuk nerakaMu
Karena itu mohon terima taubatku ampunkan dosaku,
Sesunguhnya Engkaulah maha pengampun dosa-dosa besar
Dosa-dosaku bagaikan bilangan butir pasir
Maka berilah ampunkan oh Tuhanku yang Maha Agung
Setiap hari umurku terus berkurang
Sedangkan dosaku terus menggunung
Bagaimana aku menanggungkannya


Wahai Tuhan, hambaMu yang pendosa ini
Datang beersimpuh ke hadapan-Mu
Mengakui segala dosaku
Mengadu dan memohon kepada-Mu

Kalau Engkau ampuni itu karena
Engkau sajalah yang bisa mengampuni
Tapi kalau Engkau tolak, kepada siapa lagi kami mohon
ampun selain kepada-Mu?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar