Allah…
Aku kosong, hampa..
Aku tak tahu ingin berkata apa, tak tahu berbuat apa
Ingin ku hentikan langkah ini
Bagaikan tak mampu untuk ku bertahan
Wajah ini tak mampu lagi menatap
Dan semangat mulai tenggelam memanggil lemah,
Bathin ini menangis, menangis dan terus menangis
Amarah, kecewa, sedih..
Semua melebur menjadi satu
Seribu
tanya bimbang tentang jalanku
Tak ada jawaban hingga ujung lelahku
semuanya membisu seolah tak tahu
Tak ada jawaban hingga ujung lelahku
semuanya membisu seolah tak tahu
Sepi, hening, sunyi, senyap
Tak ada yang berani menjawab
Semua pergi tanpa isyarat
Yang tersisa hanya sedih yang terdalam
burung-burung berhenti bernyanyiYang tersisa hanya sedih yang terdalam
sang bintang hanya diam tak bergeming
rerumputan pun berhenti bergoyang
Yang tertinggal hanyalah sepi
dan asa yang terkuras dari hati
lilin jiwapun mati
Jiwaku ingin menyerah, tapi tidak dengan lubuk ku..
Astaghfirullahaladzim..
Tuntunlah aku ke jalan-Mu,
Ketika keraguan datang
Cabutkan segala ragu
Tolong tunjukkan hamba sebuah keputusan
Ya Rabb, ketika penat telah memenuhi benakku
Ketika masalah seperti menyesakkan nafasku
Ketika lelehan hangat selalu mengalir di pipi
Ketika aku seperti tak mampu melewati maze itu
Ketika langkahku mulai berat terseret dan aku ingin menyerah
Ketika semuanya tampak suram
Ketika langkahku mulai berat terseret
Dan aku ingin MENYERAH…
Ingatkan aku bersujud kepada-Mu
Ingatkan aku,
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan…
Bantu aku…
Menyatukan serpihan
kepercayaan ini…
Dengan bingkai terkuat…
Cinta…
Dan aku akan berjalan bersama-Mu,
Dalam dekapan-Mu, selalu…
*Cerita di balik puisi ini. Puisi ini udah dibuat pake movie maker dengan bergadang dan akhirnya selesai tanggal 16 Oktober buat diikutsertakan dalam lomba. Tapi saynangnya ga bisa dibuka sama mbak-mbaknya, padahal udah susah-susah buatnya.. Hiks! Terus pas pengumuman, diumumin kalo aku juara 2. Sontak aku kaget + senang + ga percaya. Eh, ga taunya beberapa jam kemudian mbak-mabak panitianya ngesms dan bilang kalo pengumuman tadi salah. Yang menang ternyata temanku, sebangku lagi. Bukan aku, mbaknya ga tau kenapa bisa salah nama. Deg! Nyesek ya? Tapi gapapalah, hitung-hitung melatih kesabaran. ^^